Kamis, 06 Agustus 2015

Sistem Komunikasi

          Bismillahirrahmanirrahim


                   Tulisan pertama saya di blog ini adalah untuk memenuhi tugas dan juga untuk menambah wawasan saya di bidang Teknik Komputer & Jaringan dalam mata pelajaran Jaringan Dasar. Semoga tulisan saya ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin


SISTEM KOMUNIKASI




Untuk mengatur penyelenggaraan proses komunikasi yang baik, maka dibutuhkan sebuah sistem.
Sistem Komunikasi adalah seperangkat komponen dan peralatan komunikasi yang dihubungkan dengan baik dan benar, memiliki fungsi komunikasi, dan menghasilkan output untuk tujuan komunikasi.Sistem komunikasi harus memiliki komponen dan peralatan, hubungan, dan fungsi. Jika salah satu dari unsur-unsur tersebut tidak terpenuhi, maka tujuan komunikasi tidak akan tercapai.

Sebelum membahas secara mendalam tentang sistem komunikasi, marilah kita bahas terlebih dahulu pengertian sistem, komunikasi, dan sistem komunikasi.



A. Pengertian Sistem

Sistem berasal dari bahasa Yunani, sistema, yang berarti suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian (Shrode dan Voich, dalam Nurudin, 2004). Serupa dengan pendapat  Shrode dan Voich, Littlejohn(1999) mengartikan sistem sebagai seperangkat hal-hal yang saling mempengaruhi dalam suatu lingkungan dan membentuk suatu keseluruhan (sebuah pola yang lebih besar yang berbeda dari setiap bagian-bagiannya).

Lebih mendalam, Littlejohn mengatakan bahwa suatu sistem terdiri dari empat (4) hal, yaitu:

Objek-objek. Objek adalah bagian-bagian, elemen-elemen, atau variabel-variabel dari sistem. Mereka bisa jadi berbentuk fisik atau abstrak atau kedua-duanya, tergantung dari sifat sistem.
Atribut. Suatu sistem terdiri dari atribut-atribut, kualitas atau properti sistem itu dan objek-objeknya.
Hubungan internal, hubungan antara anggota sistem.
Lingkungan, suatu sistem memiliki suatu lingkungan. Mereka tidak hadir dalam suatu kevakuman, tetapi dipengaruhi oleh keadaan sekitarnya.


Suatu keluarga adalah suatu contoh yang baik dari suatu sistem. Anggota-anggota keluarga (bapak; ibu; anak; dan sebagainya) adalah objek dari sistem ini. Ciri-ciri mereka sebagai individu adalah atribut-atribut. Interaksi mereka  keluarga membentuk hubungan antara anggota-anggotanya. Keluarga juga eksis dalam lingkungan sosial dan kultural, dan ada pengaruh bersama diantara keluarga dan lingkungannya. Anggota-anggota keluarga bukanlah orang-orang yang terisolasi, dan hubungan mereka haruslah diperhitungkan untuk memahami keluarga sebagai suatu unit.

B.  Pengertian Komunikasi


Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latincommunicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama, sama di sini maksudnya adalah sama makna.

Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif, para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?

Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,yaitu:

Komunikator (siapa yang mengatakan?)
Pesan (mengatakan apa?)
Media (melalui canel/media apa?)
Komunikan (kepada siapa?)
Efek (dengan dampak/efek apa?).


Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

Berangkat dari paradigma Lasswell, Effendy (1994) membedakan proses komunikasi  menjadi dua tahap, yaitu:



  • Proses komunikasi secara primer


Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.

Seperti disinggung di muka, komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain , komunikasi adalah proses membuat pesan yang setala bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan untuk menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting dalam proses penyandian (coding) adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan makna).

Wilbur Schramm (dalam Effendy, 1994) menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil (terdapat kesamaan makna) apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerang acuan (frame of reference) , yakni paduan pengalaman dan pengertian (collection of experiences and meanings) yang diperoleh oleh komunikan. Schramm menambahkan, bahwa bidang (field of experience) merupakan faktor prnting juga dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya, bila bidang pengalaman komunikan tidak sama dengan bidang pengalaman komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain.


  • Proses komunikasi sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan komunikasike karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan sebagainya adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan  sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dan sebagainya.) dan media nirmassa (telepon, surat, megapon, dan sebagainya.).


C.  Pengertian Sistem Komunikasi


Teori sistem telah memiliki suatu pengaruh utama pada studi komunikasi manusia. Beberapa pelopor adalah:

Gregory Bateson (dalam Littlejohn, 1999) adalah penemu garis teori yang kemudian dikenal sebagai komunikasi relasional. Ia berpendapat bahwa dalam berkomunikasi (sebagai ujud suatu sistem) peserta komunikasi menyampaikan suatu pesan yang memuat makna mendua dan hubungan  komplementaris atau simetris. Pengertian pesan bermakna mendua, yaitu pesan yang memuat isi pesan (content message) dan pesan memuat hubungan (relationship massage). Pengertian hubungan komplementer, adalah satu bentuk perilaku diikuti oleh perlaku lawannya yang bersifat melengkapi. Dalam simetri, aksi seseorang diikuti oleh aksi sejenis oleh orang lainnya. Disini mulai telihat bagaimana proses interaksi menciptakan struktur sistem, bagaimana orang merespon satu sama lain menentukan jenis hubungan yang mereka miliki.
Aubre Fisher (dalam perspectives on Human Communication) menerapkan konsep-konsep sistem pada komunikasi. Analisisnya dimulai dengan perilaku seperti komentar verbal dan aksi-aksi nonverbal sebagai unit terkecil dari analisis dalam sistem komunikasi. Perilaku-perilaku yang dapat diobservasi ini (suatu pesan) merupakan kendaraan satu-satunya untuk menghubungkan individu dalam suatu sistem komunikasi. Fisher percaya bahwa aliran pembicaraan ini dengan sendirinya mengatakan sedikit tentang sistem komunikasi.

Berangkat dari pengertian-pengertian diatas, sistem komunikasi dapat diartikan sebagai seperangkat hal-hal tentang proses penyampaian pesan yang berhubungan satu sama lain dan membentuk suatu keseluruhan. Layaknya suatu sistem, sistem komunikasi terdiri dari 4 (empat) hal, Yaitu:


  1. Objek-objek dari sistem komunikasi, yang berupa unsur-unsur komunikasi (komunikator, pesan, media, komunikan, efek).
  2. Atribut Sistem komunikasi, yang berupa kualitas atau properti sistem itu dan unsur-unsur komunikasinya.
  3. Hubungan internal sistem komunikasi, hubungan antara peserta-peserta komunikasi (komunikator dan komunikan) sebagai anggota sistem, yang dapat ditandai melalui pesan-pesan komunikasi mereka.
  4. Lingkungan sistem komunikasi, suatu sistem komunikasi memiliki suatu lingkungan, yaitu: sistem sosial, sistem politik, sistem budaya dan sebagainya. Mereka tidak hadir dalam suatu kevakuman, tetapi dipengaruhi oleh keadaan sekitarnya.

AWAL MUNCULNYA SISTEM KOMUNIKASI


Sistem komunikasi lahir dari kebutuhan manusia untuk berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Manusia mulai menyadari bahwa di dunia ini ia tidaklah hidup sendirian, melainkan ada juga mahluk-mahluk hidup yang lain.

Awalnya manusia terbiasa hidup sendirian dan tidak saling mengenal atau bertegur sapa satu sama lain, namun lama-kelamaan muncul keinginan di dalam dirinya, secara spontan dan mendesak, untuk berkomunikasi dengan mahluk hidup lainnya, termasuk orang asing yang mirip dengan dirinya, yaitu manusia yang lain. Dengan segala daya dan upaya, manusia akan mengekspresikan maksud dan tujuan yang ada di dalam pikirannya. Kita bisa membayangkan manusia zaman dahulu yang sering hidup sendirian tanpa ada orang lain dan hidupnya nomaden, kemudian setelah sekian lama, muncul seseorang yang asing bagi mereka. Mereka pun menyadari bahwa ada orang lain selain mereka, dan secara refleks, meski mungkin dengan perasaan takut dan waspada, akan mencoba berkomunikasi dengan orang tersebut. Bahkan seorang bayi yang baru lahir sudah mulai menunjukkan keinginannya untuk berkomunikasi melalui tangisan bayi.

Dengan semakin tingginya peradaban manusia, dan perkembangan teknologi yang lebih maju dari zaman ke zaman, maka terciptalah sistem komunikasi standar yang digunakan oleh manusia sebagai konsep dasar dalam berkomunikasi.

MEDIA PENGIRIMAN INFORMASI


Pada zaman dahulu, pesan atau informasi dalam bentuk teks atau gambar dikirim dengan bantuan udara yang bergerak dan merpati pos. Setelah manusia mengenal adanya listrik, pengiriman pesan atau informasi dilakukan dengan bantuan sinyal listrik, contohnya melalui telegraf dan telepon. Manusia tidak berhenti berinovasi, dan pada akhirnya menemukan media gelombang radio, microwave, dan satelit, sehingga manusia dapat berkomunikasi menggunakan handphone dan internet. Diperkirakan pada abad mendatang inovasi akan terus dilakukan dan banyak teknologi-teknologi baru dan terbarukan yang akan muncul untuk mempermudah proses komunikasi.

INFORMASI DAN SINYAL


Bila posisi kita berada dekat dengan si penerima pesan, maka bentuk informasi yang akan dikirim dengan mudah akan tersampaikan dan tidak mengalami perubahan, dengan jelas akan terdengar atau terbaca.

Sebaliknya bila posisi kita cukup jauh dengan si penerima pesan, maka informasi yang dikirim akan membutuhkan saluran transmisi, seperti kabel listrik dan gelombang radio, dan informasi tersebut perlu diubah terlebih dahulu, sebelum dikirim.

Pada telepon, suara kita diubah menjadi sinyal listrik dan dikirimkan oleh rangkaian Transmitter telepon ke Receiver tujuan, untuk kemudian diubah kembali menjadi suara yang terdengar oleh si penerima.

Pada handphone, data sms dipancarkan dalam bentuk gelombang radio dengan frekuensi tertentu, dikirimkan oleh station terdekat ke nomor tujuan, dan diubah kembali menjadi sms yang terbaca oleh si penerima.

Pada komputer, data digital diubah oleh modem menjadi sinyal analog atau gelombang radio, untuk dikirimkan ke komputer tujuan.

SYARAT TERJADINYA KOMUNIKASI YANG BAIK
Ada 2 (dua) hal yang menjadi persyaratan utama sehingga komunikasi yang terjadi dapat terlaksana dengan baik:


  • Transmitter dan Receiver Bicara Bahasa yang Sama

Artinya Transmitter dan Receiver harus menggunakan kode sinyal yang sama, yang dapat dipahami oleh kedua peralatan Telekomunikasi tersebut.

Komunikasi yang terjadi antara manusia dengan manusia yang lain akan lebih baik dibanding komunikasi antara manusia dengan hewan. Komunikasi antara manusia dan manusia menggunakan bahasa manusia, sedangkan komunikasi antara manusia dan hewan menggunakan bahasa isyarat tertentu yang mesti dipelajari dan belum tentu langsung dimengerti oleh hewan tersebut.

Dalam bidang Telekomunikasi, Transmitter dan Receiver harus menggunakan sinyal dan frekuensi yang sama agar terjadi ‘kecocokan komunikasi’. Konsep dasar teknologi dari kedua peralatan tersebut harus ‘link and match’. Contohnya, komputer digital tidak dapat berkomunikasi atau mendownload file langsung dari komputer analog, keyboard digital tidak mungkin mengirimkan data digital langsung ke komputer dengan sinyal analog, dan remote AC tidak dapat menghidupkan AC bila frekuensi yang dikirim tidak sama dengan frekuensi penerimaan dari peralatan AC.

Peralatan Transmitter dan Receiver yang tidak memiliki konsep dasar teknologi yang sama, atau tidak bekerja pada gelombang dan frekuensi yang sama, dapat ditarik solusinya dengan menggunakan peralatan ‘converter’ untuk mengubah dan mengatur gelombang dan frekuensi pengirimannya. Kode sinyal Transmitter harus diubah dan disesuaikan dengan kode sinyal Receiver dengan bantuan ‘Converter’ atau ‘Setter’. Dalam teknologi komputer, dibuat aplikasi pemrograman untuk ‘menjembatani perbedaan’ atau ‘menterjemahkan’ kode-kode tertentu.

Adanya Pengontrolan terhadap Kesalahan


Seorang anak menceritakan pengalamannya disekolah kepada ayahnya. Ayahnya mendengarkan dan menanggapi. Mereka kemudian asyik berdiskusi. Tetapi ternyata sang ayah mulai merasa ngantuk dan sang anak dengan riangnya sibuk bercerita. Tanggapan-tanggapan yang diberikan oleh ayahnya tidak lagi sesuai dengan yang diharapkan.  Menyadari bahwa ayahnya tidak memperhatikan yang ditanyakan olehnya, maka sang anak akan memberikan koreksi sehingga sang ayah sadar dan menjawab dengan benar. Andaikan sang anak tidak memberikan koreksi terhadap kesalahan, maka sang ayah akan terus memberikan tanggapan yang ngawur.

Untuk menghasilkan komunikasi yang baik, Transmitter dan Receiver harus memiliki pengontrolan terhadap kesalahan dalam pengiriman pesan atau informasi. Dengan bantuan rangkaian atau aplikasi pemrograman pendeteksi dan pengoreksi kesalahan, maka kesalahan dalam pengiriman informasi dapat segera diketahui dan diperbaiki, dan memastikan Receiver menerima pesan atau informasi yang benar dan akurat. Pengontrolan dalam komunikasi juga diperlukan untuk keamanan dalam berkomunikasi dan penfilteran informasi.

Sumber Referensi


Effendy, Onong U, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Rosdakarya, Bandung, 1994

Littlejohn, Stephen W, Theories of Human Communication, 6th Ed., Belmont CA, Wadsworth Publishing, 1999.

Nurudin, Sistem Komunikasi IndonesIa, Rajawali Press, Jakarta, 2004.

Sutrimo, Sistem Komunikasi Indonesia, hands-out, Fisip Unas, 2005

http://adiprakosa.blog.unas.ac.id/materi-kuliah/sistem-komunikasi-indonesia/sistem-komunikasi/

http://www.unikadelasalle.ac.id/news236_sistem_komunikasi_dalam_kehidupan_manusia.html





0 komentar:

Posting Komentar